[Review] Recto Verso - Dee

Title of Book: Recto Verso
Author : Dee
Publisher : goodfaith production



Dewi Lestari yang bernama pena Dee, kali ini hadir dengan mahakarya unik dan pertama di Indonesia. "Rectoverso" merupakan hibrida dari fiksi dan musik, terdiri dari sebelas cerita pendek dan sebelas lagu yang bisa dinikmati secara terpisah maupun bersama-sama. Keduanya saling melengkapi bagaikan dua imaji yang seolah berdiri sendiri tapi sesungguhnya merupakan satu kesatuan. Inilah cermin dari dua dunia Dewi Lestari yang ia ekspresikan dalam napas kreatifitas tunggal bertajuk "Rectoverso". Dengar fiksinya. Baca musiknya. Lengkapi penghayatan anda dan temukanlah sebuah pengalaman baru.



Buku ini terdiri dari 11 kisah dan memiliki satu album yang berisi 11 lagu sebagai pelengkap. Curhat buat Sahabat, Malaikat Juga tahu, Selamat Ulang Tahun, Aku Ada, Hanya Isyarat, Peluk, Grow a Day Older, Cicak di Dinding, Firasat, Tidur, dan Back to Heaven's Light. Dua dari sebelas cerpen dalam buku ini ditulis dalam bahasa Inggris, yaitu Grow a Day Older dan Back to Heaven's Light.
Oke, seperti kumpulan cerpen Dee lainnya, (Madre & Filosofi Kopi) i'm in love with this book. Saya langsung yakin kalau saya harus punya buku ini, bukan sekedar meminjam. Cause I can't get enough of this book! hahaha. Kalau ditanya berapa lama saya menyelesaikan membaca buku ini, susah bagi saya untuk menjawab. Saya nggak pernah selesai baca buku ini, iya, saya sudah baca berulang-ulang kali buku ini dan tetap tidak pernah bosan. Dee is a kewl writer! beliau membuat pembaca merasa seperti mengalami sendiri kisah-kisah yang ada di buku ini.
Beberapa kisah yang merupakan favorit saya yaitu Hanya Isyarat, Cicak di Dinding, Firasat, dan tentunya Malaikat Juga Tahu.
Sahabat saya itu adalah orang yang berbahagia. Ia menikmati punggung ayam tanpa tahu ada bagian lain. Ia hanya mengetahui apa yang ia sanggup miliki. saya adalah orang yang paling bersedih, karena saya mengetahui apa yang tidak sanggup saya miliki.
Bahasa yang kutahu kini hanyalah perasaan. Aku memandangimu tanpa perlu menatap. Aku mendengarmu tanpa perlu alat. Aku menemuimu tanpa perlu hadir. Aku mencintaimu tanpa perlu apa-apa, karena kini kumiliki segalanya.
Kalimat-kalimat di atas adalah cuplikan dari Hanya Isyarat dan Aku Ada yang menurut saya ngena banget. Bagi pengguna twitter yang follow akun @adDEEction , kebetulan akun ini baru membahas buku ini habis-habisan per kisah, diikuti dengan memberi kutipan-kutipan yang err... *speechless*. Anyway, dari skala satu sampai lima, saya beri buku ini lima! :D


No comments :

Post a Comment